
Panduan Lengkap: Ikan Cichlid (Cichlidae)
Ikan cichlid (famili Cichlidae) adalah salah satu kelompok ikan air tawar paling beragam dan populer di hobi akuarium. Mereka ditemukan di berbagai kawasan tropis — Afrika (termasuk danau Rift seperti Malawi dan Tanganyika), Amerika Tengah & Selatan, Madagaskar, hingga beberapa wilayah Eurasia. Kelimpahan spesies dan variasi perilaku (termasuk berbagai strategi penjagaan anak) membuat cichlid menarik bagi penghobi dan peneliti.






Klasifikasi & Asal-usul ikan cichild
1. Taksonomi — posisi biologis Cichlidae
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Actinopterygii (ikan bertulang rawan)
- Ordo: Cichliformes (modern — beberapa sumber lama menempatkan ke Perciformes; klasifikasi berubah seiring bukti molekuler).
- Famili: Cichlidae — salah satu famili ikan air tawar paling spesies-kaya (lebih dari 1.300–1.800 spesies yang dideskripsikan; estimasi total bervariasi karena penemuan spesies baru).
Catatan taksonomis penting: taksonomi cichlid aktif direvisi (genomika dan filogenomika mengubah batas subfamili/tribe). Jadi nama genus/spesies dan penempatan taksonomis dapat berubah ketika studi genom baru diterbitkan.
Sponsored
💡 Ingin akuarium ikan cichlid tampil lebih natural dengan desain aquascape yang menawan?
Tim Aquascape Design Jakarta siap membantu mewujudkannya, mulai dari konsep hingga instalasi profesional.
👉 Lihat Jasa Pembuatan Aquascape
📲 Siap konsultasi sekarang?
2. Subfamili & pembagian geografis besar
Secara ringkas, keluarga Cichlidae biasa dibagi menjadi beberapa subfamili yang merefleksikan distribusi geografis besar:
- Pseudocrenilabrinae — cichlid Afrika & wilayah Timur Tengah (termasuk semua radiasi besar di Danau Malawi, Tanganyika, Victoria).
- Cichlinae — cichlid Neotropis (Amerika Tengah & Selatan).
- Etroplinae dan Ptychochrominae — gugusan spesies di Madagaskar, India/ Sri Lanka dan sekitarnya.
Dalam Pseudocrenilabrinae sendiri terdapat banyak tribes (mis. Haplochromini, Tropheini, Lamprologini, dll.) — itulah yang berisi mbuna, peacocks, haps, dan seterusnya pada Danau Malawi/Tanganyika.
3. Dua hipotesis besar tentang asal-usul Cichlidae (ringkasan & status perdebatan)
Secara garis besar ada dua kerangka besar yang diperdebatkan:
- Gondwanan vicariance (hipotesis tua)
- Gagasan: leluhur cichlid sudah hidup pada masa Gondwana; ketika benua-benua Gondwana terpisah (Mesozoikum), populasi cichlid ikut terpecah sehingga menjelaskan persebaran Afrika, Amerika Selatan, Madagaskar, India. Hipotesis ini mengimplikasikan umur keluarga yang sangat tua (≥ ~100–150 juta tahun).
- Kelahiran lebih muda + dispersal laut (trans-oceanic) / hasil kalibrasi molekuler
- Beberapa studi molekuler + fosil menunjukkan bahwa usia asal Cichlidae mungkin lebih muda daripada pemisahan Gondwana, sehingga menjelaskan distribusi melalui peristiwa dispersal laut (jarang) atau lewat koridor paleogeografis yang belum jelas. Penelitian terkenal (mis. Friedman et al., 2013) menyatakan bukti molekuler & fosil yang menempatkan asal Cichlidae setelah sebagian besar rifting Gondwana, sehingga menantang penafsiran vicariance sederhana.
Status sekarang (ringkasan): konsensus mutlak belum tercapai — studi genomika skala besar dan penemuan fosil baru terus menyempurnakan tanggal divergennya. Studi genomik terbaru (timeline genomik) memberikan penanggalan yang semakin rinci dan menyorot bahwa jawaban bergantung pada data kalibrasi (fossil/penanggalan) dan model molekuler yang dipakai. Singkatnya: asal-usul cichlid masih diperdebatkan — kemungkinan besar lebih kompleks dari hanya “vicariance” tunggal.
4. Bukti fosil & paleontologi — apa yang kita tahu
- Fosil cichlid relatif jarang dan fragmentaris, tetapi ada rekaman fosil dari Eocene–Miocene di Afrika dan kawasan tetangga yang membantu mengkalibrasi pohon filogenetik. Penemuan fosil terbaru (mis. contoh dari Miocene/Africa) membantu mempersempit rentang usia divergensi cabang-cabang utama. Namun, keterbatasan fosil membuat interpretasi zaman asal sedikit tidak pasti.
5. Masuknya cichlid ke Great African Lakes & adaptive radiation
- Setelah leluhur cichlid berada di benua Afrika, kelompok tertentu mengalami radiasi adaptif ekstrim di danau-danau besar Afrika Timur (Tanganyika, Malawi, Victoria). Di danau ini—terutama Malawi dan Tanganyika—terjadi diversifikasi morfologi, ekologi, dan perilaku dalam waktu relatif singkat secara geologi. Danau-danau ini menjadi natural laboratories untuk studi spesiasi cepat.
- Contoh konkret: banyak penelitian menunjukkan gelombang diversifikasi berulang—lingkungan lokal (suhu, kedalaman, struktur batu/pasir), isolasi mikrohabitat, dan perubahan iklim lokal (mis. fluktuasi permukaan air) mendorong pembentukan spesies yang berbeda. Untuk Danau Malawi, sebagian besar radiasi utama berlangsung dalam juta tahun terakhir (beberapa studi menyebut perubahan lingkungan 0.1–1,2 juta tahun terakhir sebagai pemicu).
6. Mekanisme utama yang memicu spesiasi cepat pada cichlid
(kenapa cichlid “meledak” jadi ratusan spesies di danau yang sama)
- Inovasi morfologis (contoh: pharyngeal jaw)
- Perkembangan rahang faring khusus memungkinkan pemisahan tugas: rahang oral untuk menangkap, rahang faring untuk mengolah makanan → melepaskan batasan fungsional dan membuka banyak jalur adaptasi makanan. Studi filogenomik & morfologis menempatkan pharyngeal jaw sebagai key innovation yang memfasilitasi diversifikasi bentuk makan dan ekologi.
- Seleksi seksual & sinyal visual
- Warna terang jantan dan preferensi betina terhadap warna dapat menyebabkan sexual selection kuat → isolasi reproduktif antar populasi berdasar warna dan preferensi visual (sensory drive). Hal ini sangat penting di danau jernih di mana warna dapat menjadi sinyal utama.
- Pembagian niche & efisiensi penggunaan sumber daya
- Mikrohabitat (rocky vs sandy vs pelagic), jenis pakan (alga scraping, pemakan plankton, pemakan ikan) dan perilaku mencari makan memisahkan populasi menjadi spesies dengan fungsi berbeda (niche partitioning).
- Hybridisasi & retikular evolution
- Gen exchange (hibridisasi) antar garis keturunan yang berbeda kadang mempercepat munculnya kombinasi sifat baru, membantu adaptasi cepat. Studi genom skala besar menyatakan bahwa hibridisasi historis berperan dalam menyuplai variasi genetik pada beberapa radiasi cichlid.
7. Evolusi perilaku reproduksi — mouthbrooding & parental care
- Banyak cichlid Afrika (terutama di Great Lakes) adalah maternal mouthbrooders: betina mengambil telur/larva ke mulut setelah pembuahan dan membawa/menjaganya sampai lepas. Mode pengasuhan ini telah berevolusi berulang kali dan menunjukkan plastisitas evolusioner—ada juga substrate-spawners dan bahkan biparental mouthbrooders di beberapa garis. Evolusi mouthbrooding terkait trade-off (jumlah telur lebih sedikit tapi tingkat hidup lebih tinggi) dan mempengaruhi strategi hidup (mis. ukuran telur, periode parental care).
8. Peran genomika modern & status penelitian sekarang
- Studi genomik (exon/mitogenom/whole-genome) dalam dekade terakhir memberi resolusi tinggi pada pohon filogenetik cichlid tetapi juga menyoroti: incomplete lineage sorting, hibridisasi historis, dan perbedaan sinyal genetik antar lobus genom. Itu membuat rekonstruksi waktu dan rute dispersal jadi menantang dan seringkali sensitif terhadap asumsi kalibrasi. Oleh karena itu masih ada perdebatan tentang kapan dan bagaimana cichlid menyebar ke benua-benua dan memulai radiasi besar.






Morfologi dan Keunikan Biologis Ikan Cichild
🐟 Morfologi Ikan Cichlid
- Bentuk Tubuh
- Umumnya tubuh pipih ke samping (compressed laterally), memanjang dengan punggung agak tinggi.
- Bentuk tubuh bisa sangat bervariasi: dari silindris (misalnya predator perenang cepat) hingga tubuh gemuk-lebar (misalnya penghuni dasar danau).
- Ukuran tubuh bervariasi dari 5 cm (Apistogramma) hingga 90 cm (Boulengerochromis microlepis dari Danau Tanganyika).
- Mulut dan Rahang
- Ciri khas utama: struktur rahang faring (pharyngeal jaw apparatus), yaitu rahang kedua di tenggorokan untuk menghancurkan makanan.
- Posisi mulut dapat berbeda: terminal (di depan), superior (menghadap ke atas), atau inferior (menghadap ke bawah), sesuai dengan kebiasaan makan.
- Ada spesies yang mulutnya bisa berubah bentuk karena adaptasi lingkungan.
- Sirip
- Sirip punggung (dorsal fin) panjang, biasanya terdiri dari duri keras di depan dan sirip lunak di belakang.
- Sirip ekor umumnya bundar atau berbentuk kipas (berfungsi untuk manuver di perairan berbatu).
- Sirip perut (pelvic fins) berkembang baik dan berfungsi untuk stabilitas.
- Warna Tubuh
- Salah satu daya tarik terbesar: warna tubuh cerah, terutama pada jantan.
- Warna bisa biru metalik, kuning terang, merah, hingga belang hitam putih.
- Warna sering berhubungan dengan status reproduksi dan dominasi.
🔬 Keunikan Biologis Ikan Cichlid
- Diversifikasi Tinggi
- Di danau-danau Afrika (Malawi, Tanganyika, Victoria), cichlid mengalami spesiasi adaptif yang luar biasa.
- Dalam satu danau bisa ada ratusan spesies berbeda dengan kebiasaan makan, bentuk tubuh, dan warna yang unik.
- Adaptasi Makanan
- Cichlid punya variasi strategi makan:
- Herbivora: memakan alga di bebatuan (Mbuna Malawi).
- Karnivora: memakan ikan kecil (predator Tanganyika).
- Omnivora: campuran alga, plankton, dan serangga.
- Spesialis unik: ada yang memakan sisik ikan lain (misalnya Perissodus microlepis).
- Cichlid punya variasi strategi makan:
- Perilaku Reproduksi
- Sebagian besar adalah mouthbrooder (mengasuh anak di dalam mulut).
- Betina (atau jantan pada beberapa spesies) akan mengerami telur dalam mulutnya hingga menetas.
- Anak tetap berlindung di mulut induk saat merasa terancam.
- Ada juga yang substrate spawner (bertelur di permukaan batu atau pasir).
- Sebagian besar adalah mouthbrooder (mengasuh anak di dalam mulut).
- Kecerdasan Tinggi
- Cichlid dikenal memiliki otak relatif besar dibanding ikan lain.
- Bisa mengenali individu lain, memiliki hierarki sosial, dan strategi kawin yang kompleks.
- Banyak digunakan sebagai model penelitian perilaku sosial dan evolusi.
- Plastisitas Morfologi
- Beberapa spesies bisa mengubah bentuk rahang sesuai jenis makanan yang tersedia.
- Hal ini membuat mereka cepat beradaptasi dan sulit punah meski kondisi lingkungan berubah.
🎨 Contoh Spesies Cichlid Malawi (dan ciri morfologinya)
- Labidochromis caeruleus (Electric Yellow Mbuna)
- Tubuh kuning cerah, sirip hitam tegas.
- Mulut kecil, adaptasi untuk memakan serangga kecil dan alga.
- Salah satu Mbuna paling populer di akuarium.
- Aulonocara sp. (Peacock Cichlid)
- Tubuh dengan warna metalik biru, oranye, dan merah.
- Sirip panjang dan indah, sering jadi maskot cichlid Malawi.
- Termasuk non-Mbuna (lebih tenang dibanding Mbuna).
- Maylandia zebra (Zebra Cichlid)
- Bergaris-garis hitam putih/biru seperti zebra.
- Agresif, teritorial, khas kelompok Mbuna.
- Mulut adaptif untuk mengikis alga di bebatuan.
✨ Jadi secara morfologi, cichlid menonjol dengan bentuk tubuh yang beragam, rahang ganda, dan warna yang indah. Secara biologis, mereka unik karena diversifikasi luar biasa, strategi reproduksi inovatif, serta kecerdasan tinggi.






🐟 Kelompok & Contoh Spesies Populer
1. Cichlid Afrika
Afrika adalah pusat keanekaragaman cichlid, terutama di Danau Malawi, Tanganyika, dan Victoria.
a. Cichlid Malawi
Terkenal dengan warna cerah dan agresivitasnya. Dibagi menjadi dua kelompok besar:
- Mbuna (rock-dwellers): hidup di daerah berbatu, sangat teritorial.
- Contoh:
- Labidochromis caeruleus (Electric Yellow Mbuna) – kuning cerah dengan sirip hitam.
- Pseudotropheus zebra (Zebra Cichlid) – belang biru/hitam, agresif.
- Melanochromis auratus (Auratus Cichlid) – kuning dan hitam, berubah warna saat dewasa.
- Contoh:
- Non-Mbuna (Haps & Peacock Cichlid): lebih tenang, warna mencolok, sering berenang di area terbuka.
- Contoh:
- Aulonocara sp. (Peacock Cichlid) – biru/oranye/merah metalik, populer di akuarium.
- Sciaenochromis fryeri (Electric Blue Hap) – biru terang pada jantan.
- Contoh:
b. Cichlid Tanganyika
Danau Tanganyika adalah rumah bagi banyak cichlid unik dengan bentuk tubuh dan perilaku beragam.
- Contoh spesies:
- Neolamprologus brichardi (Princess of Burundi) – tubuh putih pucat dengan ekor berbentuk panjang, terkenal karena perawatan sosial terhadap anak.
- Altolamprologus calvus – tubuh pipih dengan moncong panjang untuk berburu di celah batu.
- Cyphotilapia frontosa (Frontosa) – besar, memiliki punuk di kepala, warna biru putih belang.
- Tropheus moorii – herbivora yang memakan alga dari batu.
c. Cichlid Victoria
Lebih sedikit dibanding Malawi & Tanganyika, tapi terkenal dengan warna indah dan spesiasi cepat.
- Contoh:
- Haplochromis nyererei – jantan berwarna merah dan kuning cerah.
- Paralabidochromis chromogynos – tubuh berbintik hitam putih, cukup populer di akuarium.
2. Cichlid Amerika Selatan (Neotropis)
Wilayah Amazon dan sungai besar Amerika Selatan adalah habitat banyak cichlid.
- Oscar (Astronotus ocellatus)
- Ukuran besar (bisa lebih dari 30 cm), warna oranye-merah kontras.
- Populer di akuarium predator.
- Discus (Symphysodon spp.)
- Tubuh bulat pipih, warna-warni (merah, biru, turquoise).
- Disebut “raja akuarium” karena kecantikan dan perawatan rumit.
- Angelfish (Pterophyllum spp.)
- Tubuh pipih tinggi dengan sirip panjang menjuntai.
- Varietas: silver, marble, koi, veil.
- Salah satu cichlid paling populer di dunia akuarium.
- Uaru (Uaru amphiacanthoides)
- Disebut “Triangle Cichlid”, tubuh oval dengan pola hitam.
- Tenang dan cocok untuk aquascape besar.
3. Cichlid Amerika Tengah
Sering berukuran besar dan memiliki sifat agresif.
- Amatitlania nigrofasciata (Convict Cichlid) – belang hitam putih, mudah berkembang biak.
- Parachromis managuensis (Jaguar Cichlid) – tubuh besar dengan corak tutul menyerupai jaguar.
- Vieja synspila (Redhead Cichlid) – tubuh besar, kepala merah mencolok.
4. Cichlid Madagaskar & Asia
Kelompok lebih jarang ditemukan, tapi penting secara evolusi karena mewakili garis keturunan kuno.
- Paretroplus menarambo (Pinstripe Menarambo) – cichlid Madagaskar yang terancam punah.
- Etroplus suratensis (Green Chromide) – berasal dari India & Sri Lanka, salah satu sedikit cichlid Asia.
✨ Ringkasan Keunikan Tiap Kelompok
- Afrika (Malawi, Tanganyika, Victoria): terkenal karena warna cerah, adaptasi beragam, dan perilaku mouthbrooding.
- Amerika Selatan: ikon seperti Discus, Oscar, Angelfish – elegan dan sering jadi penghias utama akuarium besar.
- Amerika Tengah: banyak spesies besar, agresif, cocok untuk pecinta predator.
- Madagaskar & Asia: unik secara filogenetik, banyak yang langka dan terancam punah.






Perilaku & Agresi pada Ikan Cichlid — Hal yang Perlu Diperhatikan
Ikan cichlid terkenal bukan hanya karena warna dan bentuknya, tetapi juga karena perilaku sosial yang kompleks. Perilaku tersebut mencakup sistem teritorial, hierarki sosial, perilaku kawin yang rumit, dan pengasuhan anak yang berbeda-beda. Agresi pada cichlid adalah bagian alami dari perilaku mereka; tujuan utama penanganan adalah meminimalkan cedera dan stres sambil mempertahankan perilaku alami yang sehat.
Sponsored
💡 Ikan cichlid dikenal aktif dan butuh kondisi air yang stabil. Jangan repot sendiri, percayakan perawatan rutin pada kami.
Dengan layanan maintenance aquarium, kualitas air, kesehatan ikan, dan kebersihan akuarium selalu terjaga.
👉 Cek Layanan Maintenance Aquarium
📲 Siap konsultasi sekarang?
1. Pola sosial dasar
- Teritorialitas: Banyak cichlid mempertahankan wilayah tetap (gua, batu, area pasir) yang dipakai untuk makan, beristirahat, dan/atau kawin. Teritorialitas sangat kuat pada spesies rock-dwelling (mbuna) dan pada jantan peacock/hap saat musim kawin.
- Hierarki & dominasi: Dalam kelompok ada dominan/subdominant; individu dominan memperoleh akses prioritas ke makanan, pasangan kawin, dan teritorinya. Hierarki sering terbentuk melalui ritual display dan konfrontasi fisik singkat.
- Perawatan anak (parental care): Strategi pengasuhan bervariasi — maternal mouthbrooders (betina membawa telur/fry di mulut), biparental atau substratum spawners (bertelur di batu/pasir dan dijaga bersama). Tingkat perlindungan induk memengaruhi agresi terhadap ancaman pada periode pemeliharaan.
- Kecenderungan aktivitas: Sebagian besar cichlid bersifat diurnal (aktif siang hari). Aktivitas harian mencakup mencari makan, patroli wilayah, dan interaksi sosial.
2. Mekanisme komunikasi & sinyal agresi
- Sinyal visual: warna tubuh, kontras, intensifikasi warna saat display, pengembangan sirip (flaring), posisi tubuh miring (lateral display). Warna dan pola sering dipakai sebagai tanda status, kesiapan kawin, atau peringatan.
- Perilaku ritual: pengisapan bibir, pembesaran mata, “head-down” posture, atau dance yang mengundang/menolak kawin.
- Sinyal taktil & kimia: kontak badan pendek, gesekan, serta feromon/waterborne cues yang menyampaikan status reproduksi dan kondisi stress.
- Suara: beberapa cichlid menghasilkan bunyi saat berinteraksi; bunyi ini dapat berperan dalam komunikasi selama konfrontasi atau kawin.
3. Bentuk agresi yang umum
- Display (non-kontak): mengembangkan sirip, mengejar singkat, frontal tampil badan — bertujuan untuk mengintimidasi tanpa kontak fisik.
- Chasing dan bullying: pengejaran terus menerus terhadap individu yang menjadi target, sering terjadi saat teritorial sengit atau persaingan tempat persembunyian.
- Kontak fisik: gigitan, lawan kepala, dan tusukan — dapat menyebabkan sisik hilang, robekan sirip, atau luka.
- Agresi reproduktif: saat pemijahan atau penjagaan anak, induk (terutama betina mouthbrooder atau pasangan substrate spawner) akan menyerang semua yang dianggap ancaman.
- Predatory aggression: pada spesies predator (mis. Nimbochromis, beberapa hap besar), serangan diarahkan untuk memakan ikan yang lebih kecil.
4. Pemicu utama agresi
- Spesies & genetika: beberapa spesies secara alami lebih agresif (mis. banyak mbuna); memilih spesies tanpa mempertimbangkan temperamen memicu konflik.
- Sex ratio (rasio jantan:betina): jantan berlebih → persaingan kawin meningkat; umumnya disarankan 1 jantan : 2–3 betina pada peacock/hap.
- Breeding season: periode perkawinan meningkatkan agresi berkali-kali lipat.
- Ruang & topologi tank: tank sempit atau tanpa hambatan visual membuat clash lebih sering terjadi.
- Stocking density: terlalu sedikit individu (terutama pada mbuna) memberi kesempatan dominan bullying terhadap individu yang lebih lemah; terlalu padat juga dapat meningkatkan stres.
- Perbedaan ukuran: ikan yang jauh lebih besar cenderung menindas yang kecil.
- Sumber daya terbatas: makanan, tempat berlindung, dan area pemijahan apabila terbatas memicu kompetisi.
- Perkenalan ikan baru & aklimatisasi: ikan baru sering menjadi target; cara memasukkan ikan ke tank memengaruhi reaksi.
- Kondisi air buruk: kualitas air yang menurun → stres → peningkatan agresi.
5. Perilaku khas menurut kelompok (implikasi pada manajemen)
- Mbuna (Danau Malawi rock-dwellers): sangat teritorial, sering menggali, perlu banyak gua. Strategi umum: pelihara kelompok besar (mengurangi fokus agresi pada satu individu), banyak batu/cave, dan pH alkalin.
- Aulonocara (Peacock): jantan memiliki area teritorial kecil di pasir; agresi lebih terukur dibanding mbuna—tetap membutuhkan ruang renang. Ratio 1:2–3 (jantan:betina) dianjurkan jika tujuan breeding.
- Haps / Haplochromines: ukuran lebih besar, cenderung semi-agresif; perlukan tank panjang, ruang renang, dan pemilihan tankmate seukuran.
- Shell dwellers (Tanganyika): teritorial terhadap cangkang; umumnya dapat hidup dalam koloni jika tersedia banyak cangkang.
- American cichlids besar (Oscar, Jaguar, Parachromis): agresif dan predatory — sering terbaik untuk sistem spesies atau tank dengan teman seukuran yang tahan serangan.
6. Pencegahan & desain akuarium untuk meminimalkan masalah agresi
- Riset spesies sebelum membeli: pahami temperamen, ukuran dewasa, dan kebutuhan habitat.
- Pemilihan tankmate yang cocok: pilih ikan dengan temperamen, ukuran, dan kebutuhan air serupa. Hindari memadukan mbuna dengan haps yang memiliki ekologi berbeda.
- Ukuran tank memadai: semakin kompleks komunitas → semakin besar kebutuhan volume dan panjang tank (panjang tank memudahkan pemisahan wilayah).
- Topologi & struktur: banyak gua, celah, dan hambatan visual untuk menciptakan wilayah berbeda. Susun batu/ornamen sehingga ada banyak “frontier” yang bisa dimiliki oleh individu.
- Visual barriers & zona teritorial: lembaran batu, tanaman keras, partisi tidak permanen untuk memecah garis pandang.
- Stocking strategy:
- Mbuna: cenderung berhasil bila dipelihara sebagai komunitas mbuna dengan banyak individu (mis. beberapa spesies, total populasi cukup agar dominasi tersebar).
- Peacock / Hap: jaga rasio jantan:betina 1:2–3 dan hindari terlalu banyak jantan dari spesies serupa.
- Shell dwellers: sediakan banyak cangkang dan pertimbangkan koloni kecil.
- Karantina & perkenalan bertahap: karantina 2–4 minggu; perkenalkan ikan baru melalui divider atau breeder box agar menyesuaikan tanpa langsung menjadi target.
- Pakan & pola pemberian makanan: pakan terdistribusi merata (beberapa titik pakan), pakan berkualitas sesuai diet spesies untuk mengurangi kompetisi.
- Stabilitas parameter air: fluktuasi pH, amonia, atau suhu memperburuk konflik.
7. Teknik menangani agresi yang terjadi (tindakan praktis)
- Observasi cepat: tentukan apakah agresi ritual (display) atau fisik berulang → catat pelaku dan korban.
- Rearrange hardscape: memindahkan batu/ornamen dapat “reset” batas wilayah dan memutuskan advantage dominan.
- Tambahkan tempat berlindung: cepat pasang gua tambahan atau ornamen untuk korban berlindung.
- Tambahkan lebih banyak individu (strategi crowding): untuk mbuna, menambahkan anggota sejenis dapat menyebarkan agresi; metode ini harus diterapkan hati-hati.
- Pemisahan sementara: gunakan breeder box/divider atau pindahkan korban/bully ke tank karantina sampai kondisi stabil.
- Modifikasi pencahayaan & pemberian pakan: turunkan intensitas lampu sesaat; beri pakan pada beberapa titik sekaligus untuk mengurangi kompetisi.
- Penguatan habitat: buat zona kosong (ruang renang) dan zona berlindung sehingga ikan bisa memilih tempat sesuai preferensi ekologisnya.
- Koreksi rasio jantan:betina: jika satu jantan terus-menerus mendominasi, pertimbangkan menambah betina atau memindahkan jantan tersebut.
8. Tanda-tanda agresi berbahaya & langkah darurat
- Tanda bahaya: luka terbuka, sirip tergerus/hancur, kehilangan sisik, penurunan berat badan, sering bersembunyi, warna menghitam/pucat, infeksi sekunder (fin rot).
- Langkah darurat: segera pindahkan ikan yang terluka ke tank karantina/hospital; lakukan pergantian air besar di tank utama, tingkatkan aerasi, berikan obat luka/antibakteri sesuai petunjuk (jika familiar dengan pengobatan akuatik) atau konsultasikan ke pakar veteriner ikan. Untuk luka ringan, menjaga kualitas air dan isolasi seringkali cukup untuk pemulihan.
- Catatan: hindari intervensi yang dapat menambah stres (terlalu sering memegang ikan, perubahan drastis parameter).
9. Manajemen kawin & pengasuhan (mengurangi agresi saat breeding)
- Sediakan area pemijahan: batu datar, gua, atau area pasir bersih sesuai jenis spawner.
- Gunakan tank breeding terpisah untuk pasangan substrate spawners bila agresi terhadap tankmate meningkat selama pemijahan.
- Untuk mouthbrooder maternal: hindari menekan betina selama periode pengasuhan; jika induk terlalu sering diganggu, dapat menyebabkan kehilangan brood.
- Mekanisme perlindungan fry: gunakan breeder net atau potongan clay untuk mengumpulkan fry jika perlu melindungi dari predator.






Persyaratan Akuarium & Parameter Air untuk Berbagai Jenis Cichlid
Catatan umum: nilai-nilai di bawah adalah rentang ideal umum. Selalu upayakan kestabilan parameter (perubahan perlahan) — kestabilan lebih penting daripada angka mutlak.
1) Cichlid Danau Malawi (Mbuna, Peacock / Aulonocara, Haps)
A. Karakter umum
- Habitat asli: air jernih, mineral tinggi, banyak batu (rocky shore) dan area pasir.
- Perilaku: teritorial (mbuna sangat agresif), maternal mouthbrooder dominan.
B. Parameter air
- Suhu: 24–28 °C
- pH: 7.8 – 8.6 (alkalin)
- GH (kekerasan total): 8–20 dGH (moderate → hard)
- KH (alkalinitas): 6–12 dKH (sedang → tinggi)
- Turnover filtrasi: 6–10× volume/jam (bioload tinggi)
C. Substrat & hardscape
- Substrat: pasir halus atau aragonite sand; crushed coral/ aragonite dapat membantu buffering pH.
- Hardscape: dominasi batu stabil (rockscape) — bentuk gua & celah yang aman (tidak mudah runtuh).
- Tanaman: umumnya sedikit; gunakan tanaman tahan gangguan (Anubias, Java fern) yang ditempel pada batu/arang.
D. Filtrasi & aliran
- Filtrasi besar (canister + prefilter/bio-media) atau sump; skimmer tidak diperlukan untuk air tawar.
- Powerhead untuk sirkulasi lokal (hindari arus yang terlalu kuat pada beberapa peacock).
- Media: bio-media berpori untuk nitrifikasi (bioballs, ceramic rings), mekanik pad & karbon opsional.
E. Pencahayaan & suhu
- Intensitas sedang; jam penerangan 8–10 jam.
- Stabilkan suhu; fluktuasi memicu stress/agresi.
F. Stocking & rasio
- Mbuna: lebih baik species-only komunitas; tank ≥ 200 L (panjang≥120 cm) ideal untuk beberapa spesies; stocking lebih banyak individu (crowding strategy) sering mengurangi bullying pada target individu.
- Peacock/Hap: tank lebih panjang dan lebar, ≥ 300–500 L untuk komunitas mixed (panjang≥150–200 cm).
- Rasio jantan:betina (peacock/hap): 1:2–1:3 dianjurkan.
G. Pakan
- Mbuna: diet tinggi serat/vegetal (spirulina, pelet veggie). Hindari pelet protein tinggi.
- Peacock: omnivore — pelet berkualitas + frozen mysis sesekali.
- Haps: omnivore/karnivora — pakan berprotein lebih tinggi (mysis, artemia, ikan beku), tapi jangan berlebih.
H. Breeding
- Maternal mouthbrooding: sediakan area pasir/flat rock untuk pemijahan; jangan terlalu mengganggu betina saat mengandung.
I. Masalah khas
- Malawi bloat (pembengkakan perut) — diet & kualitas air berperan besar.
- Agresi & luka akibat gigitan; micro-management stocking/struktur dapat mengurangi.
2) Cichlid Danau Tanganyika (Shell dwellers, Julidochromis, Tropheus, Frontosa, Altolamprologus)
A. Karakter umum
- Habitat: air sangat mineral/alkalin, variasi mikrohabitat (rocky, sandy, deep). Banyak takson sangat spesifik pada mikrohabitat (shell dwellers).
B. Parameter air
- Suhu: 24–27 °C (Frontosa kadang disukai sedikit lebih dingin 22–26 °C untuk koleksi besar)
- pH: 8.0 – 9.0 (kecenderungan sangat alkalin)
- GH: 12–25 dGH (hard → very hard)
- KH: 8–15 dKH (tinggi)
- Turnover filtrasi: 4–8× volume/jam
C. Substrat & hardscape
- Substrat: pasir halus atau campuran pasir + aragonite untuk buffering.
- Hardscape: banyak rockscape; untuk shell dwellers (Neolamprologus multifasciatus) siapkan banyak cangkang siput (ditempatkan rapih) sebagai territory units.
D. Filtrasi & aliran
- Filtrasi stabil (canister/sump); frontosa/pelagic species lebih suka arus sedang → pencampuran yang baik tetapi bukan jet kuat.
E. Pencahayaan & tanaman
- Cahaya sedang; banyak spesies Tanganyika hidup di habitat berbatu dengan vegetasi terbatas → tanaman bukan kebutuhan utama, meski Vallisneria/Anubias dapat digunakan.
F. Stocking & sosial
- Shell dwellers: bisa dipelihara koloni di tank kecil (60–120 L tergantung jumlah cangkang).
- Tropheus: hidup berkoloni padat, memerlukan banyak individu (≥10) untuk mendistribusikan agresi; tank panjang >150 cm disarankan.
- Frontosa: ikan besar (25–35 cm) — butuh tank ≥ 600 L untuk kelompok (deep & long).
G. Pakan
- Tropheus: herbivora/alga ⇒ pakan spirulina & pelet veggie; Tropheus sensitif terhadap protein berlebih.
- Shell dwellers & Julies: pakan campuran (pelet kecil, makanan hidup/membeku).
- Frontosa: predator — makanan hidup/frozen ikan kecil, udang, pelet protein.
H. Breeding
- Banyak species Tanganyika menunjukkan ikatan wilayah kuat; shell dwellers bertelur di cangkang; adanya struktur matrimonial untuk reproduksi.
I. Masalah khas
- Sensitif pada penurunan pH (pH drop dramatis).
- Tropheus rentan pada stress karena kondisi water changes yang drastis — lakukan pergantian air bertahap.
3) Cichlid Danau Victoria (haplochromines & lainnya)
A. Karakter umum
- Habitat awalnya beragam (rocky → sandy → vegetated). Banyak spesies kini terancam; di hobby cenderung mirip haps Malawi tetapi preferensi sedikit berbeda.
B. Parameter air
- Suhu: 24–27 °C
- pH: 7.4 – 8.5
- GH: 8–18 dGH
- KH: 6–12 dKH
- Turnover filtrasi: 5–8× volume/jam
C. Setup & catatan
- Substrat pasir/karang; batu untuk rock-dwellers; ruang renang terbuka untuk species pelagik.
- Feeding: omnivore hingga karnivora tergantung spesies.
4) Cichlid Amerika Selatan (Discus, Angelfish, Oscars, Uaru, etc.)
A. Karakter umum
- Habitat bervariasi: hutan banjir, sungai tenang, perairan berwarna. Banyak spesies menyukai air lunak & asam (khususnya Discus).
B. Parameter air (per grup)
- Discus (Symphysodon)
- Suhu: 28–31 °C
- pH: 5.5 – 6.8 (lebih asam ideal untuk breeding)
- GH: 0–4 dGH (soft)
- KH: 0–3 dKH (low buffering)
- Turnover: 3–6× volume/jam (arus lembut)
- Angelfish (Pterophyllum)
- Suhu: 24–28 °C
- pH: 6.5 – 7.5
- GH: 3–10 dGH
- KH: 1–6 dKH
- Tank tinggi diperlukan (ketinggian ≥60 cm)
- Oscars (Astronotus)
- Suhu: 24–28 °C
- pH: 6.5 – 7.5
- GH: 5–12 dGH
- Tank: ≥250–400 L per individu dewasa (sangat kotor → filtrasi kuat & pergantian air sering)
C. Substrat & hardscape
- Substrat: pasir halus atau kerikil halus; banyak driftwood untuk suasana Amazon.
- Tanaman: Discus & Angels menyukai area bervegetasi; gunakan tanaman lembut & tanaman yang tahan kondisi hangat.
D. Filtrasi & flow
- Filtrasi kuat untuk oscar; untuk discus dan angelfish lebih disukai arus lembut & filtrasi yang halus (sump/canister).
- Perhatian pada kualitas air — discus sangat sensitif terhadap amonia/nitrit/nitrate.
E. Stocking & pakan
- Discus perlu dipelihara dalam kelompok (5–8) untuk mengurangi stress.
- Oscars predator — hindari tankmate kecil yang bisa dimangsa.
- Pakan: Discus memerlukan protein berkualitas (daging+beetle/pellet khusus), angelfish omnivore.
F. Breeding
- Discus: substrate spawner (flat surface), pasangan bond kuat; air asam/sempit pH memicu breeding.
- Angelfish: substrate spawners, breeding lebih mudah di water sedikit asam → netral.
G. Masalah khas
- Discus: sangat peka terhadap stabilitas air & kualitas pakan (infeksi parasit internal/pero).
- Oscars: mudah stress saat overcrowded; jaga filter & ruang.
5) Cichlid Amerika Tengah (Convict, Parachromis, Vieja, etc.)
A. Parameter umum
- Suhu: 24–28 °C
- pH: 6.8 – 8.0 (bervariasi antar spesies)
- GH: 6–14 dGH
- Tank: ukuran besar untuk species predator (Parachromis) — ≥300–500 L.
B. Setup & catatan
- Substrat: pasir/kerikil; struktur dari kayu/hardscape; beberapa species menggali.
- Stocking: pilih tankmate berukuran sepadan; convict cichlid cocok untuk pemula (mudah breeding tetapi agresif saat mempertahankan anak).
6) Cichlid Madagaskar & Asia (Etroplus, Paretroplus)
A. Parameter umum
- Variabel: beberapa species toleran air lebih lunak/lebih keras tergantung spesies.
- Suhu: 24–28 °C
- pH: 6.5 – 8.0 (spesies tertentu lebih toleran brackish water)
- Periksa kebutuhan spesifik tiap species sebelum membeli.
Rekomendasi Peralatan & Praktik Umum (semua cichlid)
- Filter: canister filter atau sump untuk kapasitas biologis besar; listrik & media cadangan.
- Turnover: minimal 4–10× volume/jam tergantung bioload & ukuran species.
- Aerasi: pompa udara/permukaan berguna untuk oksigenasi—lebih penting pada tank padat/in ikan besar.
- Pemanas & stabilitas: pemanas berkualitas + termometer; gunakan heater guard jika ada ikan menggali.
- Pengujian air: kit pH, GH, KH, amonia, nitrit, nitrat; cek rutin (mingguan).
- Pergantian air: 20–40% mingguan tergantung beban biologi — discus & species sensitif sering memerlukan pergantian lebih rutin.
- Karantina: karantina ikan baru 2–4 minggu (lebih lama jika membeli kelompok besar) untuk mencegah masuknya penyakit.
- Substrat buffering: gunakan aragonite/crushed coral untuk membantu menjaga pH & KH pada cichlid Afrika.
Sponsored
📏 Beberapa jenis cichlid butuh akuarium dengan ukuran tertentu agar bisa tumbuh sehat dan minim konflik.
Kami melayani pembuatan aquarium custom sesuai ukuran dan kebutuhan spesies ikan Anda.
📲 Siap konsultasi sekarang?






Pakan & Nutrisi
Prinsip Nutrisi Umum untuk Cichlid
- Kenali ekologi asalnya: herbivora (aufwuchs/alga), omnivora, atau karnivora — itu menentukan komposisi protein/serat yang diperlukan.
- Keseimbangan: protein, lemak, serat, vitamin & pigment (karotenoid/astaxanthin) harus disesuaikan dengan jenis.
- Stabilitas & kualitas pakan > variasi acak: gunakan pakan berkualitas, segar, dan variasikan bentuk (pelet, beku, sayur) untuk mencegah defisiensi.
- Aturan praktis kuantitas: beri porsi yang dapat dikonsumsi dalam ~2 menit (untuk pellet/flake) — kecuali untuk pemakan alga/grazer (Tropheus) yang makan terus-menerus perlu pola berbeda.
- Juvenile vs Dewasa: anak ikan butuh frekuensi & persentase berat badan lebih tinggi (lihat bagian frekuensi di bawah).
Ringkasan singkat takaran / frekuensi (panduan umum)
- Juvenile (pertumbuhan cepat): 3–6 kali/hari, total ~5–10% bobot tubuh/hari (dibagi beberapa sesi).
- Dewasa ikan kecil–sedang (mbuna, peacock kecil, angelfish): 1–2 kali/hari, total ~1–3% bobot tubuh/hari.
- Ikan besar & predator (Oscar, Sciaenochromis, Nimbochromis): 1 kali/hari atau hari-jeda; 1–2% bobot tubuh/hari (sesuaikan).
- Discus: 3–4 kali/hari, total 3–5% bobot tubuh/hari saat aktif/breeding.
- Tropheus: pakan berkadar serat tinggi — porsi kecil 2–3×/hari tapi sering, atau sediakan pakan alga yang tersedia sepanjang hari.
Catatan: persentase adalah panduan kasar — lebih aman pakai rule “makan habis dalam 2—3 menit” untuk pellet/flake kecuali Tropheus.
1. Cichlid Danau Malawi
A. Mbuna (herbivora/grazer)
- Kebutuhan nutrisi: rendah protein (20% atau kurang ideal), tinggi serat & bahan vegetal, rendah lemak.
- Jenis pakan: spirulina flakes/wafers, veggie pellets (sinking wafers), algae wafers, blanched vegetables (zucchini, edamame, bayam), pelet khusus mbuna.
- Frekuensi: 2×/hari (dewasa) atau 3–4× untuk juvenile; Tropheus-like mbuna yang graze dapat diberi pakan kecil lebih sering.
- Jumlah: secukupnya (habis dalam 2 menit per sesi) — hindari pakan protein tinggi karena risiko Malawi bloat.
- Tips: gunakan pakan spirulina sebagai pakan utama; tambahkan sesekali makanan protein rendah seperti daphnia, tapi jangan rutin.
- Masalah umum: Malawi bloat (hindari pakan terlalu berlemak/berprotein tinggi, jaga kualitas air).
B. Peacock (Aulonocara) & sebagian Haps (omnivore/semi-karnivora)
- Kebutuhan nutrisi: omnivora — protein sedang (30–40%), vitamin & lemak moderat.
- Jenis pakan: high-quality cichlid pellets (sinking atau slow-sinking), frozen mysis, krill, artemia, occasional live food (daphnia). Pellets warna-enhancing (mengandung astaxanthin) untuk memperkuat warna.
- Frekuensi: 1–2×/hari (dewasa); juvenile 3×/hari.
- Jumlah: porsi yang habis dalam ~2 menit.
- Tips: beri variasi (pellet + beku) 2–3×/minggu untuk kondisi & warna optimal.
C. Large Haps / Predator (Sciaenochromis, Nimbochromis)
- Kebutuhan nutrisi: protein tinggi (40%+ untuk kondisi), tapi hindari pemberian ikan hidup yang berminyak.
- Jenis pakan: frozen fish fillet (potongan kecil), mysis, pellet protein tinggi, shrimp. Gunakan feeder ikan hanya dari sumber terpercaya (risiko penyakit/lemak).
- Frekuensi: dewasa 1×/hari atau 5–6×/minggu; juvenile 2–3×/hari.
- Tips: seimbangkan protein tinggi dengan hari puasa 1x/minggu atau beri pakan vegetative beberapa hari untuk pencernaan.
2. Cichlid Danau Tanganyika
A. Tropheus (herbivora khusus)
- Kebutuhan nutrisi: sangat tinggi serat, rendah protein; pencernaan khusus (agar tidak bloat).
- Jenis pakan: pelet khusus Tropheus / high-fibre spirulina-based flakes, algae wafers, powdered spirulina; jangan berikan pakan meaty.
- Frekuensi: 2–3×/hari porsi kecil; beberapa hobiis memberikan pakan kecil 3–4× karena Tropheus adalah grazer.
- Jumlah: porsi kecil—mereka cenderung makan terus; jangan memberi porsi besar sekaligus.
- Tips: berikan makanan vegetarian murni; hindari pakan hidup berlemak.
B. Shell-dwellers (Neolamprologus multifasciatus & kawan)
- Kebutuhan nutrisi: omnivora kecil — protein sedang.
- Jenis pakan: micro pellets, finely crushed flakes, baby brine shrimp untuk juvenile, frozen daphnia.
- Frekuensi: 2×/hari (dewasa); juvenile 3–4×.
- Tips: gunakan pelet ukuran kecil agar mudah dikonsumsi.
C. Frontosa & predator Tanganyika
- Kebutuhan nutrisi: protein tinggi, suplemen vitamin & lemak moderate.
- Jenis pakan: ikan beku yang dipotong (hati hati lemak), mysis, krill, pellet meaty.
- Frekuensi: dewasa 1×/hari atau 5×/minggu; juvenile lebih sering.
- Tips: sediakan variasi dan jaga kualitas beku (thaw & bilas sebelum diberikan).
3. Cichlid Danau Victoria / Haplochromines
- Kebutuhan nutrisi: umumnya omnivora/karnivora — protein sedang–tinggi.
- Jenis pakan: pellets omnivore/high-protein, frozen copepods/mysis, occasional live/invertebrate.
- Frekuensi: 1–2×/hari dewasa; 3× untuk juvenile.
- Tips: untuk species yang cenderung pemburu, berikan variasi pakan bergerak (makanan beku yang mengapung/badannya bergerak) untuk merangsang perilaku natural.
4. Cichlid Amerika Selatan
A. Discus (Symphysodon)
- Kebutuhan nutrisi: metabolism tinggi saat suhu hangat; protein sedang–tinggi tapi kualitas protein penting. Vitamin & probiotik berguna.
- Jenis pakan: pellet discus (high-quality), frozen bloodworms/krill/mysis, beef heart mix (terkontrol), enriched artemia. Banyak hobiis pakai kombinasi pellet + beku + pakan hidup yang sudah di-gut-load.
- Frekuensi: 3–4×/hari (dewasa) — juvenile 4–6×.
- Jumlah: porsi cukup (habis 1–2 menit) tiap sesi.
- Tips: gunakan suplemen vitamin C dan probiotik untuk mencegah infeksi usus; jaga kebersihan makanan beku (cairan pencairan dibuang, bilas).
- Masalah: sensitif terhadap pakan berkualitas rendah & fluktuasi air → penyakit usus/parasit.
B. Angelfish (Pterophyllum)
- Kebutuhan nutrisi: omnivore; protein moderat, serat sedang.
- Jenis pakan: pellet ukuran sedang, flake, frozen mysis, brine shrimp, vegetarian occasional.
- Frekuensi: 2×/hari dewasa; juvenile 3×.
- Tips: breeding pair diuntungkan dengan diet berkualitas tinggi & variasi.
C. Oscar (Astronotus)
- Kebutuhan nutrisi: opportunistic carnivore/omnivore; butuh protein & lemak tinggi tapi hindari makanan berlemak berlebihan.
- Jenis pakan: pellet besar (high-protein), frozen fish/krill, kadang live feeders (tapi risiko penyakit/lemak). Sayuran (nangka/kiwi) bisa diberikan sesekali sebagai variasi.
- Frekuensi: 1×/hari dewasa; juvenile 2×.
- Tips: kontrol porsi untuk mencegah obesitas dan kualitas air menurun.
5. Cichlid Amerika Tengah (Convict, Parachromis, Vieja)
- Convict: omnivore — pelet all-purpose, veggie occasional; mudah breeding → berikan makanan bergizi saat conditioning. Frekuensi 2×/hari.
- Parachromis & Vieja (predator besar): protein tinggi (frozen fish, shrimp), 1×/hari dewasa; berhati-hati dengan feeder hidup.
6. Cichlid Madagaskar & Asia (Etroplus, Paretroplus)
- Kebutuhan nutrisi: bervariasi; beberapa toleran brackish. Umumnya omnivora — pelet omnivore, sayur & occasional protein. Frekuensi 1–2×/hari.
Nutrisi Spesifik & Suplemen
- Pigment (warna): pakai pakan mengandung astaxanthin/karotenoid (krill, spirulina, pakan color-enhancing) untuk meningkatkan merah/orange/kuning. Biru biasanya genetis—spirulina bantu intensitas.
- Vitamin & mineral: soak pellet dengan vitamin cair bila perlu; vitamin C penting untuk pemulihan & kekebalan.
- Probiotik & enzim pencernaan: produk komersial tersedia; membantu pencernaan saat pakan beku atau daging.
- Kalsium / mineral: untuk species Malawi/Tanganyika, mineral air tinggi (GH) penting — bukan suplemen makanan tetapi parameter air.
Live & Frozen Food — aturan aman
- Live feeders: guppy/roach/live fish punya risiko penyakit & lemak tinggi. Jika terpaksa, gunakan feeder yang sudah di-quarantine & gut-loaded. Lebih aman pakai frozen (thawed) daripada live.
- Frozen: selalu cairkan & bilas untuk menghilangkan pengawet atau darah sebelum memberi. Panaskan sedikit (air hangat) untuk melepas bau & memperbaiki tekstur.
- Daphnia / Artemia: sangat baik untuk conditioning & fry feeding.
Memberi Makan Saat Breeding & Untuk Fry
- Conditioning calon induk: 1–2 minggu sebelum pairing, tingkatkan kualitas pakan (protein & variasi) untuk jantan & betina (kecuali Tropheus/mbuna herbivora — tetap jaga veggie).
- Selama mouthbrooding: betina sering puasa — jangan memaksa. Setelah melepaskan fry, beri makanan kecil/tinggi nutrisi (infusoria → nauplii brine shrimp → baby brine → mikropakan) tergantung ukuran fry.
- Fry pemakan alga (mbuna/tropheus juvenile): sediakan powdered spirulina/infusoria/algae wafers halus; untuk carnivora fry: rotifers → nauplii → baby brine.
- Protokol pengenalan pakan: mulai dari makanan halus/larva → secara bertahap naik ke pellet kecil (crushed) dalam 2–4 minggu.
Pencegahan & tanda kelainan nutrisi
- Tanda minus gizi: warna pudar, pertumbuhan lambat, turunnya daya tahan penyakit, sirip terkikis, nafsu makan menurun.
- Tanda kelebihan protein/lemak: bloat (khusus mbuna/Tropheus), obesitas (Oscar), kualitas air menurun.
- Langkah korektif: ganti pakan ke formula lebih rendah protein / tinggi serat; beri hari puasa 1×/minggu; periksa kualitas air & lakukan water change.






Sumber Bacaan:
- FishBase — Family Cichlidae (ringkasan taksonomi & jumlah spesies).
- Friedman et al., 2013 — Molecular and fossil evidence place the origin of cichlid fishes long after Gondwanan rifting (Proc R Soc B) — argumen penting dalam perdebatan asal.
- Panduan parameter & tank setup African cichlids (contoh sumber informasi praktis).
- Profil spesies populer: Convict Cichlid (The Spruce Pets).
- Panduan Angelfish / Oscar care (Aqueon, AquariumCoop).
- Nature Communications / studi pharyngeal jaw — inovasi morfologi & peranannya dalam diversifikasi.
- Seehausen, 2006 & review tentang radiasi cichlid Afrika (overview adaptasi & spesiasi).
- PNAS & studi tentang mouthbrooding & life-history evolution pada cichlid Afrika.
- Studi genomik & timeline divergensi (Nature 2020) — ringkasan hasil filogenomik modern.
- More photos at : SanYow Su Photo Fish Store
https://www.facebook.com/sanyowsuphotofishstore
