Sistem Filtrasi

Mengapa Air Akuarium Tetap Keruh Meski Sudah Menggunakan Filter? Ini Penjelasan dan Solusinya

Bagi para penghobi aquascape dan pemelihara ikan hias, air akuarium yang keruh adalah salah satu masalah paling umum—dan sering kali membingungkan. Terlebih ketika semua langkah seperti pemasangan filter, penggantian air, hingga kontrol pakan sudah dilakukan dengan benar. Jika demikian, mengapa air tetap tampak buram?

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh penyebab air akuarium yang tetap keruh meski sudah menggunakan filter, serta solusi efektif untuk menjaga kejernihan dan kesehatan air.

Mengapa Kualitas Air Itu Penting?

Air jernih bukan hanya memperindah tampilan akuarium, tapi juga mendukung keseimbangan biologis di dalamnya. Air yang bersih menunjang pertumbuhan tanaman, menstabilkan pH, dan mencegah stres pada ikan. Sebaliknya, air keruh menandakan adanya ketidakseimbangan yang bisa berujung pada gangguan kesehatan seluruh ekosistem.

Tiga Jenis Filtrasi Penting dalam Akuarium

Sistem filtrasi terdiri dari tiga bagian utama: mekanis, biologis, dan kimiawi. Ketiganya bekerja secara sinergis untuk menjaga kualitas air.

1. Filtrasi Mekanis

Filtrasi mekanis bertugas menyaring partikel kasar dan kotoran organik seperti sisa pakan, feses ikan, dan debu dari substrat. Contoh media filtrasi mekanis:

  • Filter wool / kapas aquarium – menangkap partikel kecil dan halus
  • Spons kasar dan halus – untuk tahapan filtrasi bertingkat
  • Pre-filter sponge – dipasang pada inlet untuk mencegah kotoran masuk ke filter utama
  • Cartridge filter – digunakan pada filter internal dan HOB (hang-on back)

🧼 Tips: Cuci media mekanis setiap 5–10 hari menggunakan air akuarium agar tidak membunuh bakteri baik.

2. Filtrasi Biologis

Ini adalah jantung dari sistem filtrasi. Media biologis berfungsi sebagai tempat tinggal bagi bakteri nitrifikasi yang mengubah amonia beracun (NH3) menjadi nitrit (NO2), lalu menjadi nitrat (NO3) yang lebih aman.

🔁 Tabel Media Biologis dan SSA (Specific Surface Area)

ProdukMaterialSSA (m²/kg)Keterangan
MarinePure SphereOpen-pore ceramic±1800Sangat poros, cocok untuk sump besar
Biohome UltimateSintered glass±1500Mendukung bakteri aerob dan anaerob
Neo Media SoftCeramic porous±1450Stabil, cocok untuk planted tank
Seachem MatrixPorous pumice±700Tahan lama, tidak mudah rapuh
Eheim Substrat ProSintered glass±450Umum digunakan di canister filter
Vivaria Rugby StadiumPorous ceramic±82Produk lokal berkualitas
Mayin RugbyPorous ceramic±70–85Efisien untuk setup standar

🧠 Tips:

  • Media dengan SSA tinggi lebih efektif menampung koloni bakteri.
  • Letakkan media biologis setelah mekanis agar tidak cepat kotor.
  • Jangan cuci dengan air kran — gunakan air akuarium saat membersihkan.

3. Filtrasi Kimiawi

Filtrasi kimia bertugas menghilangkan senyawa berbahaya dan warna yang tidak diinginkan dari air. Cocok digunakan setelah pengobatan ikan, saat air menguning karena tanin, atau saat terjadi lonjakan amonia.

🔁 Tabel Jenis Media Kimia dan Fungsinya

Jenis MediaFungsiContoh Produk
Karbon AktifMenyerap warna, bau, senyawa organikSeachem Matrix Carbon, Fluval Carbon
ZeolitMenyerap amonia secara cepatMayin Zeolite, Azoo Zeolite
ResinMenyerap nitrat, fosfat, dan logam beratSeachem Purigen, API Nitra-Zorb
Media Penjernih AirMengikat partikel mikroskopisSeachem Clarity, Polyfilter

📌 Catatan: Media kimia bersifat habis pakai dan harus diganti secara berkala.

Mengapa Air Masih Keruh?

Beberapa alasan umum mengapa air tetap keruh meskipun sudah menggunakan filter:

1. Filter tidak sesuai kapasitas akuarium

🔧 Panduan Kapasitas Filter Berdasarkan Ukuran Akuarium

Rekomendasi umum:

Gunakan filter dengan flow rate 5–10x volume air per jam.

Tujuannya adalah untuk memastikan sirkulasi air optimal, penyaringan efektif, dan distribusi nutrien serta CO₂ yang merata, terutama pada aquascape.

🔁 Tabel Panduan Flow Rate & Filter Akuarium Lengkap

Ukuran Akuarium (cm)Volume ± LiterFlow Rate Ideal (L/jam)Contoh Produk Filter
30×20×2515 L75–150Ista Hang On IF-201 (160 L/jam)
Jebo 501 (200 L/jam)
60×30×4072 L360–720Atman HF-0600 (600 L/jam)
Jebo 625 (800 L/jam)
Ista Canister 600 (600 L/jam)
90×40×50180 L900–1800Jebo 825 (1000 L/jam)
Atman 3336 (1200 L/jam)
Resun EF-1000 (1000 L/jam)
Fluval 407 (1450 L/jam)
100×50×50250 L1250–2500Atman 3337 (1400 L/jam)
Eheim Classic 600 (1000 L/jam)
Oase BioMaster 600 (1250 L/jam)
120×60×60432 L2160–4320Jebo 838 (2000 L/jam)
Atman 3338 (1600 L/jam)
Fluval FX4 (2650 L/jam)
150×60×60540 L2700–5400Atman 3339 (2200 L/jam)
Resun EF-2800U (2800 L/jam)
Eheim Pro 4+ 600 (1850 L/jam)
180×60×70756 L3780–7560Fluval FX6 (3500 L/jam) x2
Oase BioMaster Thermo 850 (1550 L/jam x2)
200×70×70980 L4900–9800ADA Super Jet ES-2400 x2 (2×2000 L/jam)
Resun EF-3600 (3600 L/jam x2)

📌 Penjelasan Tambahan:

  • Jebo 625 / 825: Canister filter ekonomis dan cukup senyap, cocok untuk aquascape ukuran kecil hingga menengah.
  • Atman 3336–3339: Seri canister yang umum dipakai untuk sistem aquascape menengah–besar, dengan flowrate konsisten dan spare part mudah didapat.
  • Filter seperti Fluval FX Series, Eheim, Oase, dan ADA Super Jet dikenal karena daya tahan tinggi dan kualitas filtrasi profesional.

2. Media mekanis kotor atau tersumbat

Media mekanis seperti sponge, filter wool, atau mat filter berfungsi sebagai penyaring pertama yang menangkap kotoran fisik dari air akuarium, seperti sisa pakan, kotoran ikan, dan serpihan tanaman. Jika media ini terlalu penuh oleh kotoran, aliran air akan terhambat, mengurangi efektivitas filtrasi secara keseluruhan dan menyebabkan sirkulasi air menjadi buruk.

Apa Dampaknya?

  • Aliran air melemah → distribusi oksigen dan nutrien tidak merata.
  • Kinerja filter biologis ikut menurun karena suplai air berkurang.
  • Risiko lonjakan amonia dan nitrit meningkat karena limbah menumpuk.

Solusinya:
Lakukan pencucian media mekanis secara berkala, idealnya setiap 1–2 minggu sekali, tergantung dari tingkat kepadatan biota dan volume kotoran. Gunakan air akuarium saat mencuci (bukan air keran) agar bakteri menguntungkan yang menempel tidak mati akibat klorin.

3. Pemberian Pakan Berlebihan

Memberi makan ikan atau udang secara berlebihan adalah salah satu penyebab umum kerusakan kualitas air di akuarium. Pakan yang tidak dimakan akan jatuh ke dasar dan mulai membusuk, memicu proses pembusukan biologis yang menghasilkan senyawa berbahaya bagi ekosistem akuarium.

🔬 Apa yang Terjadi Saat Sisa Makanan Membusuk?

  • Proses dekomposisi oleh bakteri menyebabkan sisa pakan melepaskan amonia (NH₃) ke dalam air.
  • Amonia bersifat sangat toksik, terutama dalam kondisi pH netral ke atas, dan dapat merusak insang serta sistem saraf ikan atau udang.
  • Kadar amonia tinggi dapat memicu stress, penyakit, hingga kematian pada penghuni akuarium.
  • Jika filter biologis belum matang atau tidak mampu memproses kelebihan amonia menjadi nitrit dan nitrat, maka spike amonia bisa terjadi.

✅ Solusi:

  • Berikan pakan secukupnya: hanya sebanyak yang bisa habis dalam 2–3 menit.
  • Perhatikan jenis ikan atau udang — spesies berbeda memiliki kebutuhan makan yang berbeda pula.
  • Gunakan feeding ring atau tempat makan khusus untuk meminimalisir pakan tercecer.
  • Jika menggunakan pakan jenis granular atau sinking pellet, pastikan tidak terlalu banyak yang tenggelam dan terselip di substrat.

4. Overstocking Ikan: Beban Biologis yang Melebihi Kapasitas

Overstocking terjadi ketika jumlah ikan dalam akuarium melebihi kapasitas biologis sistem untuk mendukung kehidupan mereka dengan sehat dan stabil. Setiap ikan menghasilkan limbah dalam bentuk kotoran dan sisa pakan yang berkontribusi terhadap peningkatan amonia, nitrit, dan nitrat di dalam air. Bila jumlah ikan terlalu banyak, sistem filtrasi (terutama biologis) tidak dapat memproses limbah dengan efektif, sehingga kualitas air memburuk dan membahayakan seluruh ekosistem akuarium.

⚠️ Dampak dari Overstocking:

  • Peningkatan kadar amonia dan nitrit yang beracun.
  • Terjadinya ledakan alga karena tingginya kandungan nutrien di air.
  • Penurunan kadar oksigen terlarut, terutama saat malam hari.
  • Stres pada ikan, menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit.
  • Persaingan ruang dan agresi antar ikan, terutama pada spesies teritorial.

🔥 Butuh Aquarium Custom yang Tampil Gagah dan Elegan?

Saatnya membangun aquarium dengan desain maskulin dan presisi tinggi — dirancang khusus untuk menambah karakter di ruang tamu, kantor, atau area kerja anda.

🔹 Kaca tebal dan jernih
🔹 Rangka besi solid, tahan karat
🔹 Instalasi lengkap: filter, pencahayaan, hingga sistem sirkulasi
🔹 Cocok untuk display ikan predator, aquascape, hingga paludarium

💡 Desain menyesuaikan kebutuhan, dengan tampilan yang tegas dan berkelas.

🌐 Lihat detailnya di:
👉 https://aquascapedesignjakarta.com/index.php/pembuatan-aquarium-custom/

📲 Siap konsultasi sekarang?

📏 Rumus Ideal Jumlah Ikan dalam Akuarium

Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menghitung kapasitas ikan dalam akuarium, tergantung pada jenis ikan, sistem filtrasi, dan intensitas perawatan. Berikut rumus sederhana sebagai panduan awal:

🔹 Rumus Umum:

1 cm panjang ikan / 1 liter air bersih

Contoh:

Jika akuarium berukuran 60 x 30 x 40 cm, volume totalnya adalah 72 liter. Namun setelah dikurangi dekorasi, substrat, dan ruang udara, air bersih yang tersedia mungkin hanya sekitar 60 liter.
Maka kapasitas idealnya:

60 liter = maksimal total panjang ikan sekitar 60 cm
Misalnya:

  • 10 ekor neon tetra ukuran 3 cm = 30 cm
  • 2 ekor gourami ukuran 10 cm = 20 cm
  • Total: 50 cm → Masih dalam batas aman

🔧 Penyesuaian Rumus:

Rumus di atas dapat dimodifikasi berdasarkan faktor berikut:

FaktorPenyesuaian
Sistem filtrasi canggihBisa menaikkan kapasitas 10–30%
Penggunaan CO₂ & tanaman hidupMembantu mengontrol nitrat, meningkatkan oksigen
Ikan aktif dan agresifButuh ruang lebih luas (gunakan rasio 1 cm/2 liter)
Ikan besar & penghasil limbah banyakGunakan pendekatan berdasarkan massa tubuh, bukan panjang saja
Akuarium tanpa filterSangat terbatas, disarankan 1 ekor ikan kecil per 5–10 liter

✅ Tips Menjaga Keseimbangan:

  • Pantau kadar amonia, nitrit, dan nitrat secara rutin.
  • Perkuat filtrasi biologis dengan media filter berkualitas seperti Neo Media, Marine Pure, atau Eheim Substrat Pro.
  • Tambahkan tanaman air cepat tumbuh seperti Hygrophila, Limnophila, atau duckweed.
  • Lakukan pergantian air rutin (minimal 20–30% per minggu).
  • Hindari menambahkan ikan baru sebelum siklus nitrogen stabil.

5. Siklus Nitrogen Belum Terbentuk (New Tank Syndrome)

New Tank Syndrome adalah kondisi umum yang terjadi pada akuarium baru saat sistem biologisnya belum siap menangani limbah organik. Masalah utama yang muncul adalah penumpukan amonia (NH₃/NH₄⁺) dan nitrit (NO₂⁻) — dua senyawa beracun bagi ikan — karena belum terbentuknya populasi bakteri baik yang mampu mengolah limbah tersebut.

🔬 Apa Itu Siklus Nitrogen?

Siklus nitrogen adalah proses biologis penting yang terjadi dalam sistem akuarium, di mana limbah organik diubah menjadi senyawa yang kurang berbahaya melalui peran bakteri nitrifikasi:

  1. Amonia (NH₃/NH₄⁺)
    Dihasilkan dari sisa makanan, kotoran ikan, dan material organik yang membusuk.
  2. Nitrit (NO₂⁻)
    Bakteri Nitrosomonas mengubah amonia menjadi nitrit. Nitrit juga beracun, bisa merusak sistem pernapasan ikan.
  3. Nitrat (NO₃⁻)
    Bakteri Nitrobacter dan Nitrospira mengubah nitrit menjadi nitrat. Nitrat relatif aman dalam konsentrasi rendah dan bisa diserap tanaman atau dikontrol dengan penggantian air.

⛔ Mengapa New Tank Syndrome Berbahaya?

Karena belum ada cukup koloni bakteri, maka:

  • Amonia dan nitrit tidak terproses → naik drastis dalam beberapa hari.
  • Ikan bisa stres, nafas megap-megap, luka, atau bahkan mati mendadak.
  • Air terlihat jernih, tapi kualitas biologisnya sangat buruk (silent killer).

✅ Cara Aman Memulai Akuarium Baru:

1. Gunakan Bakteri Starter

Tambahkan produk bakteri nitrifikasi yang tersedia di pasaran untuk mempercepat pembentukan siklus. Contoh produk yang bisa ditemukan di Indonesia:

  • Seachem Stability
  • API Quick Start
  • Fluval Cycle
  • Ocean Free Bacterya
  • Easy-Life EasyStart

Produk ini berisi kultur bakteri hidup atau dormant yang membantu mempercepat pembentukan koloni nitrifikasi.

2. Biarkan Akuarium Menstabilkan Diri (2–4 Minggu)

Siklus biologis membutuhkan waktu:

  • Biasanya 14–30 hari tergantung suhu air, jumlah limbah, dan jenis media filter.
  • Gunakan test kit untuk memantau kadar amonia, nitrit, dan nitrat.

3. Tambahkan Ikan Secara Bertahap

Jangan langsung mengisi akuarium dengan banyak ikan. Mulailah dengan beberapa ekor kecil dan tambahkan bertahap setelah parameter air stabil.

4. Gunakan Media Biologis Berkualitas

Media seperti:

  • Neo Media Pure (AquaRIO)
  • Eheim Substrat Pro
  • Marine Pure
  • Vivaria Rugby
  • Mayin Bio Ring
    memiliki pori-pori mikro dan makro yang optimal untuk bakteri, mempercepat pembentukan koloni.

📊 Tanda Siklus Nitrogen Telah Terbentuk:

ParameterNilai IdealTanda Aman
Amonia (NH₃)0 ppm
Nitrit (NO₂⁻)0 ppm
Nitrat (NO₃⁻)5–40 ppm

6. Substrat Tidak Dicuci Bersih

Selalu bilas pasir, kerikil, atau batu sebelum digunakan dalam akuarium.

Mengapa Substrat Perlu Dicuci?

Substrat yang belum dicuci—baik itu pasir silika, pasir malang, kerikil, batuan alam, maupun substrat aktif seperti ADA Amazonia—sering kali mengandung berbagai partikel dan zat yang berbahaya atau mengganggu kejernihan air.

🧪 Kandungan dan Risiko dari Substrat yang Tidak Dicuci:

Kandungan/MaterialDampak Jika Tidak Dicuci
Debu halus / partikel mikroMenyebabkan air menjadi sangat keruh atau cloudy. Mengganggu estetika dan pernapasan ikan.
Sisa mineral lepasBisa menaikkan pH atau GH secara tidak terkontrol, terutama pada batuan kapur.
Lumpur atau tanah lepasMuncul dari substrat aktif seperti ADA, Tropica, atau soil lokal. Membuat air kecokelatan pekat.
Fragmen tajam atau serpihanDapat melukai ikan dasar seperti corydoras atau loach.
Zat organik tak stabilBerasal dari substrat bekas atau tanah kompos — dapat memicu lonjakan amonia.
Zat kimia residu dari pabrikTerjadi pada produk yang tidak food-grade atau hasil tambang mentah — bisa racun bagi biota.

🧼 Cara Mencuci Substrat yang Benar:

  1. Gunakan ember besar atau wadah bersih.
  2. Masukkan sebagian substrat ke dalam wadah.
  3. Tuangkan air bersih (lebih baik air mengalir) dan aduk substrat dengan tangan.
  4. Buang air kotor berwarna keruh di permukaan.
  5. Ulangi proses hingga air bilasan jernih (minimal 3–5 kali).
  6. Khusus substrat aktif (misalnya ADA Amazonia), cukup bilas sekali saja secara ringan — terlalu bersih malah menghilangkan nutrisi alaminya.

📌 Catatan Penting:

  • Jangan gunakan sabun atau deterjen saat mencuci substrat.
  • Untuk bebatuan atau kayu besar, sikat permukaannya dengan sikat halus dan bilas air hangat.
  • Substrat bekas dari akuarium lama sebaiknya disterilkan atau diganti, untuk mencegah kontaminasi bakteri atau penyakit.

Jenis Air Keruh Berdasarkan Warna

1. Putih susu: Bloom bakteri, biasanya terjadi di akuarium baru.

Bacterial bloom atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut “bloom bakteri”, adalah kondisi di mana terjadi ledakan populasi bakteri dalam air akuarium, terutama di tahap awal siklus nitrogen atau saat keseimbangan biologis terganggu.

Ciri-ciri Bloom Bakteri:

  • Air menjadi keruh seperti susu, tampak berkabut putih keabu-abuan.
  • Biasanya terjadi 1–3 hari setelah setup baru atau setelah penggantian air besar-besaran.
  • Bisa juga muncul jika overfeeding, media biologis dicuci pakai air kran, atau terlalu banyak bakteri starter ditambahkan sekaligus.

Penyebab Utama:

  1. Akuarium baru (new tank syndrome): Belum terbentuk koloni bakteri stabil di media biologis.
  2. Peningkatan mendadak limbah organik: Seperti sisa makanan, kotoran ikan, atau tanaman membusuk.
  3. Gangguan pada filtrasi biologis: Misalnya media biologis dibersihkan dengan air mengandung klorin.

Apakah Berbahaya?

Secara umum tidak berbahaya untuk ikan, tetapi bisa menurunkan kadar oksigen di malam hari karena bakteri juga membutuhkan oksigen. Jika terlalu parah, bisa membuat ikan stres atau sulit bernapas.

Cara Mengatasi Bloom Bakteri:

  • Jangan panik, jangan ganti air secara berlebihan (cukup 10–20% saja).
  • Pastikan filter biologis berjalan baik dan tidak terganggu.
  • Tambahkan bakteri starter (opsional, jika perlu percepat siklus).
  • Kurangi pemberian pakan sementara waktu.
  • Gunakan UV sterilizer jika bloom berlangsung terlalu lama (>5 hari).

Dalam kondisi normal, bloom bakteri akan hilang sendiri dalam 2–7 hari setelah sistem mulai stabil.

2. Air Berwarna Kuning hingga Cokelat: Akibat Tanin dari Kayu atau Daun

Air akuarium yang berubah warna menjadi kuning hingga kecokelatan umumnya disebabkan oleh zat tanin yang larut ke dalam air. Tanin adalah senyawa organik alami yang terkandung dalam material organik seperti kayu (misalnya driftwood) dan daun kering (seperti daun ketapang atau daun jati).

Ketika kayu atau daun tersebut direndam di dalam air, tanin secara perlahan akan terlarut, memberikan efek warna keemasan hingga cokelat tua pada air. Proses ini mirip seperti saat merendam teh celup—semakin lama direndam, air akan semakin berwarna.

Tanin sebenarnya tidak berbahaya bagi ikan—bahkan dalam beberapa biotop (seperti blackwater Amazon), zat ini justru bisa menurunkan pH dan memiliki efek antimikroba alami. Namun bagi sebagian penghobi yang menginginkan tampilan air yang jernih dan bening, warna kekuningan akibat tanin sering dianggap sebagai masalah estetika.

3. Air Berwarna Hijau: Ledakan Alga akibat Pencahayaan dan Nutrien Berlebih

Jika air akuarium tampak kehijauan seperti air kolam, besar kemungkinan itu disebabkan oleh ledakan alga mikroskopis yang melayang bebas di dalam air, atau yang biasa disebut green water algae (fitoplankton).

Kondisi ini biasanya terjadi ketika terdapat pencahayaan yang terlalu kuat atau terlalu lama, serta ketersediaan nutrien berlebih di dalam air — terutama nitrat (NO₃) dan fosfat (PO₄). Kombinasi antara cahaya yang intens dan nutrien yang tidak terkendali menjadi pemicu utama tumbuhnya alga secara masif.

Berbeda dengan alga yang tumbuh menempel di permukaan hardscape atau kaca, green water algae sulit dikendalikan hanya dengan pembersihan fisik, karena mereka tersebar merata di seluruh kolom air. Ini menyebabkan air menjadi keruh dan berwarna hijau, mengganggu estetika dan menghambat penetrasi cahaya ke tanaman.

Untuk mengatasi kondisi ini, langkah yang biasa dilakukan meliputi:

  • Mengurangi intensitas atau durasi cahaya.
  • Mengontrol kadar nutrien dengan manajemen pupuk yang tepat.
  • Menggunakan UV sterilizer untuk membunuh alga yang melayang di air.
  • Melakukan water change rutin hingga kondisi stabil.

Solusi Mengatasi dan Mencegah Air Keruh

  • Ganti air 20–30% secara rutin setiap minggu
  • Kontrol pemberian pakan (maksimal habis dalam 2–3 menit)
  • Gunakan filter dengan media lengkap (mekanis + biologis + kimia)
  • Tambahkan tanaman air untuk membantu menyerap nitrat
  • Hindari menambahkan ikan dalam jumlah besar secara sekaligus

Kesimpulan

Filtrasi yang optimal adalah kombinasi antara sistem mekanis, biologis, dan kimiawi. Air keruh bukan hanya soal visual, tapi juga indikator kualitas lingkungan akuarium secara keseluruhan. Dengan pemahaman mendalam tentang media filtrasi dan pemeliharaan rutin, kejernihan air yang stabil bukan lagi impian — tetapi hasil yang dapat dicapai secara konsisten.

Artikel Icon Mari Membaca Artikel kami..
WA Icon WhatsApp
Scroll to Top